Jumat, 23 Oktober 2015

Lakukan Satu Persatu

Seorang Gitaris sangat terampil memainkan dawai gitarnya didalam sebuah acara. Dia juga telah memenangi banyak kejuaraan dan telah menjalani pertunjukan di berbagai tempat. Dia tidak pernah memperdulikan penonton yang menyaksikan pertunjukkannya banyak atau sedikit, disaat mengikuti sebuah perlombaan dia tidak pernah memikirkan berhasil memenangkan perlombaan itu atau tidak. Saat memainkan gitar, wajahnya tampak selalu berseri-seri, dan menikmati setiap nada yang dia mainkan, seakan – akan di sanalah letak segala kebahagiaan hidupnya.
Pada suatu hari setelah dia tampil dalam sebuah acara, salah satu penonton menghampirinya dan sempat bertanya kepadanya, "Saya perhatikan, saat anda bermain gitar diatas panggung, anda terlihat begitu senang dan bahagia. Sepertinya tidak ada kesusahan sama sekali dalam hidup anda!"
Dengan tenang dia menjawab," Hidup memang seharusnya dihadapi dengan senang kan?" jawabnya sambil tersenyum ringan. Kemudian dia melanjutkan, " Ketika saya di usia remaja dulu. Begitu banyak  aktivitas yang saya lakukan. Mulai dari melukis, sekedar bermain musik, juga berbagai macam cabang olah raga. Keinginan saya waktu itu hanya satu, yaitu ingin selalu menjadi juara di setiap aktifitas. Saya selalu rajin berlatih dan berusaha, akan tetapi karena terlalu banyak kegiatan, akhirnya saya tidak mampu berprestasi dengan baik bahkan bisa dikatakan gagal. Kegagalan-kegagalan itu membuat saya kecewa, marah, sedih, dan frustasi pada diri saya sendiri. Akhirnya sayapun mulai malas-malasan dan kehilangan semangat hidup, sehingga pelajaran di sekolah pun saat itu ikut jatuh."
" Nah Sekarang anda bisa menjadi seorang gitaris yang hebat dan tampak selalu bahagia. Bagaimana hal itu bisa terjadi ?" tanya penonton tadi penuh dengan rasa penasaran.
Melihat nilai rapor saya yang jelek saat itu, ayah saya tidak memarahi saya dan berusaha menyadarkan saya."Begini ayah berucap: ' Dalam kehidupan ini setiap hal atau pekerjaan harus dikerjakan satu persatu, fokus pada satu kegiatan dengan penuh konsentrasi. Dengan begitu setiap pekerjaan akan bisa diselesaikan dengan baik dan maksimal, sehingga kamu puas dan merasa bahagia.'
sumber gambar : twitter.com

Sering kita ingin melakukan banyak pekerjaan sekaligus dan mendapatkan hasil yang memuaskan, namun dalam kenyataannya justru kekecewaan yang didapat.  Untuk menghasilkan kesuksesan , kita harus fokus pada satu pekerjaan terlebih dahulu dan memahami apa yang menjadi kelebihan kita. Jika kita melakukan pekerjaan dengan penuh cinta, konsentrasi, dan keyakinan, niscaya hasilnya akan memuaskan.

Rabu, 21 Oktober 2015

Kehilangan atau Menemukan

Suatu ketika ada seorang anak kecil dengan baju kumal dan rambut tidak terurus berlari – lari kecil penuh keceriaan dengan memakai sebuah sarung tangan di salah satu tangannya, kemudian ada orang lain yang lebih tua dan tampak serius mendatanginya dan berkata.
 "Oh, anakku, kamu baru saja kehilangan sebuah sarung tangan.”  Dan dengan polosnya si anak kecil menjawab, " ....Tidak, sebenarnya saya baru saja menemukan sebuah sarung tangan!"
Di dunia ini semua sudah ada takdirnya sendiri-sendiri. Tidak ada kebetulan. Semuanya sudah digariskan.
Adalah pasangan suami istri yang cukup bahagia. Sayangnya, ‘ hidup bahagia selamanya ’ hanya ada dalam dongeng. Tidak ada satupun pasangan yang sudah menikah yang tidak menghadapi terjangan ombak yang menghadang dan menggoyahkan perjalanan mereka dalam mengarungi lautan pernikahan, sekecil apapun itu pasti ada. Dan pasangan suami istri itupun mengalaminya, hujan deras dan badai mengguncang biduk pernikahannya yang telah dijalin dengan manis selama ini. Berawal ketika sang suami mengalami sebuah kecelakaan dan salah satu kakinya harus diamputasi. Ada banyak kehilangan yang diderita sang suami ; kehilangan pekerjaan, kehilangan masa depan yang indah, dan kehilangan rasa kepercayaan diri. Sang suami seperti terhempas ke dalam lorong gelap yang dia tak tahu di mana dasarnya. Dia bertanya-tanya kenapa harus terjadi pada dirinya, merasa tidak adil dan tidak terima.

                                                 sumber gambar : online.instagram.com


Pada situasi seperti ini seorang suami akan mengalami depresi meskipun didampingi oleh seorang istri yang selalu setia dan menyanyanginya, sang suami merasa bahwa mereka berdua seperti hidup di dua dunia yang terpisah sangat jauh, mereka dekat tapi terasa jauh. Sang suami merasa berada di dunianya sendiri tanpa mau berbicara bukan hanya pada istrinya, namun juga pada kedua orangtuanya dan sahabat-sahabatnya. Di saat itulah  biduk pernikahan yang selama ini mereka jalin terasa oleng dan nyaris karam. Akan tetapi sang suami segera tersadar dan bisa menerima kenyataan bahwa dia kehilangan salah satu kakinya dan sadar semuanya akan baik –baik saja. Sang suami percaya bahwa pasangan yang dikatakan cukup ideal seharusnya terbuat dari dua orang yang memiliki perbedaan. Diibaratkan seperti sepatu kiri dan kanan, jika dua-duanya kanan, jelas tidak akan laku dijual. Kehilangan sesuatu yang sesungguhnya adalah kesempatan untuk kita dapat mengawali sesuatu yang baru,untuk membangun dan menemukan kembali dan untuk belajar tentang sesuatu yang baru.

Setiap makhluk hidup dianugerahi rasa kasih dan sayang. Kita semua pasti akan merasa sedih saat kehilangan sesuatu yang kita sayangi. Tapi kita tak bisa terperangkap dalam rasa sedih itu selamanya. Menemukan cinta yang baru dan harapan baru, maka dengan begitu rasa sedih bisa hilang dan terkikis dengan sendirinya. "Saat kita jatuh, kita akan jadi tahu manisnya berada di sebuah puncak. Atas tak berarti apa pun tanpa bawah"

Jumat, 16 Oktober 2015

Tak ada yang sia - sia


Tidak selamanya apa yang kita jalani sesuai dengan apa yang tersirat dalam benak kita, dimana orang lain bangga dengan kesuksesannya sementara kita terkurung oleh kegagalan yang terjadi berulang – ulang padahal kita merasa bahwa usaha kita sudah sangat maksimal, ketika orang lain bisa bepergian dengan menggunakan sepeda motor model terbaru, sementara kita mungkin masih menggunakan sepeda onthel, ketika orang lain bisa berjalan dan berlari sementara kita mungkin hanya bisa duduk dikursi roda. Terkadang pada konteks seperti inilah, hidup yang kita jalani dianalogikan sebagai sebuah perjuangan. Dan sesungguhnya tak akan ada perjuangan yang sia-sia, ketika sebuah perjuangan itu sendiri diikuti dengan niat, semangat dan kehendak yang baik. Apalagi jika perjuangan itu sudah menjadi 'sahabat' setia kita. Jangan pernah menyerah karena akan selalu ada celah berupa kesempatan buat kita sekecil apapun itu.

                                                                                     sumber gambar : terptree.blogspot.com
Tetapi sangat banyak diantara kita yang hanya bisa mengeluhkan kehidupan yang penuh dengan tantangan. Mereka lupa harus belajar sesuatu dari sebuah tantangan, rasa sakit dan perjuangan hidup. Jika segala sesuatu di dunia ini sudah sempurna, maka kita tidak akan dapat belajar hal - hal baru atau mendapatkan semangat yang lebih besar untuk dapat berbuat lebih baik.
Adalah sebuah kebenaran bahwa kehidupan ini memang sulit. Setiap hari kita menghadapi tantangan kecil, sedang, dan berat, hingga sangat berat. Tetapi pada dasarnya tantangan kehidupan sangat diperlukan dan tidak akan mengurangi sedikitpun nilai kita sebagai manusia.
Tetap semangat!

Selasa, 06 Oktober 2015

Menunggu saatnya


“ Orang yang tepat ditempat yang tepat “  dengan menggunakan prinsip tersebut tentu akan menjadi efektif dan akan memberikan jaminan kelancaran dan efisien dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan , tentunya penempatan seseorang untuk menangani suatu pekerjaan dengan cara yang objektif dan rasional, bukan didasari oleh rasa suka dan tidak suka terhadap seseorang. Kecerobohan dalam menempatkan seseorang akan berpengaruh kurang baik dan mungkin mengakibatkan gagalnya suatu pekerjaan. Dalam menyelesaikan suatu pekerjaan kita harus mengetahui sejauh mana wewenang dan tanggung jawab kita, kepada siapa kita harus bertanggung jawab.
                                                                                          sumber gambar : depositphotos.com
 
Setiap orang harus memiliki kesadaran bahwa kepentingan pribadi sebenarnya tergantung kepada berhasil tidaknya kepentingan sebuah Tim, maka perlu adanya rasa pengabdian kepada kepentingan sebuah Tim, apabila setiap orang merasa senang dalam bekerja tentu hal tersebut dapat membuat seseorang memiliki kedisiplinan yang tinggi.
Apabila dalam sebuah Tim dimana anggota – anggotanya melaksanakan peran yang tidak cocok, maka hal pertama yang akan dirasakan adalah merosotnya moral,lalu akan timbul rasa benci. Benci karena kemampuannya tidak dimanfaatkan dengan baik, hal yang mungkin selanjutnya terjadi adalah setiap orang enggan untuk bekerja sama dalam satu Tim, apabila sampai pada situasi yang seperti ini semuanya akan menjadi bertambah buruk akibatnya tujuan utama dari dibentuknya sebuah tim tidak dapat terealisasikan. Tunggulah saatnya apabila orang – orang keliru di tempatkan, segalanya takkan berjalan dengan baik dan kegagalan besar ada didepan mata kita.