Rabu, 21 Oktober 2015

Kehilangan atau Menemukan

Suatu ketika ada seorang anak kecil dengan baju kumal dan rambut tidak terurus berlari – lari kecil penuh keceriaan dengan memakai sebuah sarung tangan di salah satu tangannya, kemudian ada orang lain yang lebih tua dan tampak serius mendatanginya dan berkata.
 "Oh, anakku, kamu baru saja kehilangan sebuah sarung tangan.”  Dan dengan polosnya si anak kecil menjawab, " ....Tidak, sebenarnya saya baru saja menemukan sebuah sarung tangan!"
Di dunia ini semua sudah ada takdirnya sendiri-sendiri. Tidak ada kebetulan. Semuanya sudah digariskan.
Adalah pasangan suami istri yang cukup bahagia. Sayangnya, ‘ hidup bahagia selamanya ’ hanya ada dalam dongeng. Tidak ada satupun pasangan yang sudah menikah yang tidak menghadapi terjangan ombak yang menghadang dan menggoyahkan perjalanan mereka dalam mengarungi lautan pernikahan, sekecil apapun itu pasti ada. Dan pasangan suami istri itupun mengalaminya, hujan deras dan badai mengguncang biduk pernikahannya yang telah dijalin dengan manis selama ini. Berawal ketika sang suami mengalami sebuah kecelakaan dan salah satu kakinya harus diamputasi. Ada banyak kehilangan yang diderita sang suami ; kehilangan pekerjaan, kehilangan masa depan yang indah, dan kehilangan rasa kepercayaan diri. Sang suami seperti terhempas ke dalam lorong gelap yang dia tak tahu di mana dasarnya. Dia bertanya-tanya kenapa harus terjadi pada dirinya, merasa tidak adil dan tidak terima.

                                                 sumber gambar : online.instagram.com


Pada situasi seperti ini seorang suami akan mengalami depresi meskipun didampingi oleh seorang istri yang selalu setia dan menyanyanginya, sang suami merasa bahwa mereka berdua seperti hidup di dua dunia yang terpisah sangat jauh, mereka dekat tapi terasa jauh. Sang suami merasa berada di dunianya sendiri tanpa mau berbicara bukan hanya pada istrinya, namun juga pada kedua orangtuanya dan sahabat-sahabatnya. Di saat itulah  biduk pernikahan yang selama ini mereka jalin terasa oleng dan nyaris karam. Akan tetapi sang suami segera tersadar dan bisa menerima kenyataan bahwa dia kehilangan salah satu kakinya dan sadar semuanya akan baik –baik saja. Sang suami percaya bahwa pasangan yang dikatakan cukup ideal seharusnya terbuat dari dua orang yang memiliki perbedaan. Diibaratkan seperti sepatu kiri dan kanan, jika dua-duanya kanan, jelas tidak akan laku dijual. Kehilangan sesuatu yang sesungguhnya adalah kesempatan untuk kita dapat mengawali sesuatu yang baru,untuk membangun dan menemukan kembali dan untuk belajar tentang sesuatu yang baru.

Setiap makhluk hidup dianugerahi rasa kasih dan sayang. Kita semua pasti akan merasa sedih saat kehilangan sesuatu yang kita sayangi. Tapi kita tak bisa terperangkap dalam rasa sedih itu selamanya. Menemukan cinta yang baru dan harapan baru, maka dengan begitu rasa sedih bisa hilang dan terkikis dengan sendirinya. "Saat kita jatuh, kita akan jadi tahu manisnya berada di sebuah puncak. Atas tak berarti apa pun tanpa bawah"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar